Menghitung Luas Bangunan merupakan langkah awal untuk membantu menghindari risiko biaya tambahan yang bisa muncul di tengah pembangunan.
Hal ini sangat penting bagi investor maupun pemilik rumah yang ingin mendapatkan keuntungan jangka panjang.
Lebih dari itu, perencanaan awal yang baik akan mempercepat proses perizinan. Proyek pun dapat berjalan lebih efisien dan minim hambatan.
Keputusan tepat di awal akan membawa hasil maksimal di akhir.
Apa Itu Luas Bangunan?
Luas Bangunan secara garis besar adalah hasil penjumlahan antar ruangan.
contoh:
- Ruang utama (ruang tamu, kamar, dapur, dll.)
- Teras dan balkon
- Kamar mandi
- Koridor dalam
- Tangga dalam bangunan
- Mezanin (jika ada)
Cara Menghitung Luas Bangunan (Langkah Demi Langkah)
1. Klasifikasi Ruang
tentukan seluruh bagian bangunan yang akan masuk dalam perhitungan, seperti:
- Lantai dasar
- Lantai atas (jika ada)
- Balkon
- Teras depan/belakang
- Area service seperti gudang, laundry, dll.
Baca Juga:
Pentingnya Desain Rumah Sebelum Membangun Rumah
Produk Idaman kontraktor dan Mahasiswa: Desain Template Tinggal Edit, Format DWG, PDF, SKP
2. Ukurlah Panjang dan Lebar Masing-Masing Area Bangunan
Gunakan meteran laser/manual dan ukur panjang x lebar dari setiap ruang atau bagian.
Contoh:
- Ruang Tamu = 4m x 5m = 20 m²
- Kamar Tidur = 3m x 3m = 9 m²
- Dapur = 3m x 2.5m = 7.5 m²
- Teras (50% dihitung) = 3m x 1.5m x 50% = 2.25 m²
3. Hitung Total Luas Bangunan
Jumlahkan seluruh luasan dari setiap bagian.
Contoh Total: 20 + 9 + 7.5 + 2.25 = 38.75 m²
Aturan Persentase dalam Perhitungan Luas Bangunan (Standar Perizinan)
Ada beberapa bagian bangunan yang tidak dihitung 100% karena dianggap semi-terbuka atau bukan area utama.
Berikut ini panduan umumnya:
Jenis Area | Persentase yang Dihitung |
---|---|
Ruang tertutup full | 100% |
Balkon | 60–80% |
Teras beratap | 50% |
Kanopi/Carport | 20–60% tergantung model |
Tangga | 100% (jika tidak berulang di lantai atas) |
Void (lubang ke bawah) | 0% |
Menentukan Luas Ekivalen Ekonomi (LEE)
Apa itu LEE?
LEE adalah pendekatan alternatif untuk menghitung nilai realisasi bangunan terhadap biaya konstruksi.
LEE = (Luas Aktual x Faktor Kualitas Bangunan)
Kualitas Bangunan | Faktor |
---|---|
Kelas Ekonomi | 0.8 |
Menengah | 1.0 |
Premium | 1.2–1.5 |
Contoh: Luas Bangunan = 100 m²
Tipe Premium (faktor 1.4)
LEE = 100 x 1.4 = 140 m²-ekivalen
Artinya: Walau hanya 100 m², biaya dan effort setara bangunan 140 m² karena menggunakan material premium, detail rumit, dll.
Cocok untuk pertimbangan harga jual, investasi properti, dan asuransi bangunan.
Mengapa Perlu Menghitung Luas Bangunan?
1. Estimasi Harga Jasa Desain atau Pembangunan
Estimasi Harga Jasa Desain atau Pembangunan adalah langkah penting dalam merencanakan proyek konstruksi atau renovasi.
Karena itu, hal ini akan memudahkan kita untuk menghitung estimasi biaya yang berdasarkan pada luas bangunan. Selain itu, dengan memahami cara perhitungannya, Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai anggaran yang dibutuhkan. Selanjutnya, berikut adalah contoh cara menghitung estimasi biaya berdasarkan luas bangunan,
Jasa desain rumah: Rp50.000 – Rp100.000/m²
Biaya bangun rumah: Rp3.000.000 – Rp8.000.000/m²
2. Pengurusan PBG/IMB
Luas bangunan untuk IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah salah satu faktor utama yang dihitung dalam pengajuan izin pembangunan. Selain itu, luas bangunan ini juga berpengaruh pada perizinan dan pajak yang akan dikenakan pada properti Anda. Selanjutnya, pihak berwenang akan mengevaluasi luas bangunan untuk memastikan bahwa proyek tersebut memenuhi standar yang ditetapkan oleh peraturan zonasi dan tata ruang. Dengan demikian, menghitung luas bangunan secara tepat sangat penting agar pengajuan IMB Anda disetujui tanpa hambatan.
Selanjutnya, mengetahui hal ini sejak awal akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam hal perencanaan anggaran. Dengan demikian, setiap keputusan mengenai pembangunan atau renovasi harus mempertimbangkan efek jangka panjang, termasuk pengaruhnya terhadap kewajiban pajak setiap tahun.
3. Analisa Property Value
Luas bangunan juga menjadi indikator utama dalam menilai properti dan menentukan harga jual/beli. Sebagai contoh, semakin besar luas bangunan, semakin tinggi pula nilai properti tersebut di pasar. Selain itu, hal ini juga memengaruhi daya tarik properti bagi calon pembeli atau penyewa. Dengan demikian, menghitung luas bangunan dengan tepat tidak hanya berpengaruh pada perhitungan pajak, tetapi juga pada keputusan investasi dan harga jual yang wajar. Selanjutnya, faktor ini menjadi bagian penting dalam analisis pasar properti dan dapat membantu Anda menetapkan harga jual atau beli yang kompetitif dan realistis.
Tips Pro-Level dari Arsitek
- Gunakan sketsa kasar sebagai acuan awal, lalu simulasikan per ruang.
- Jangan lupa menghitung dinding luar ke dalam dimensi.
- Untuk rumah tingkat: jumlahkan seluruh lantai secara terpisah.
- Hindari menghitung area yang sifatnya dekoratif tanpa struktur (contoh: kolam air dangkal, planter box kecil, taman depan).
Penutup
Sebagai penutup, memahami cara menghitung luas bangunan dengan tepat bukan hanya membantu dalam perencanaan, tetapi juga menjadi kunci sukses dalam proses pembangunan, pengurusan IMB, hingga penentuan nilai jual properti. Oleh karena itu, jangan anggap remeh langkah awal ini. Dengan perencanaan yang matang, Anda bisa menghemat biaya, menghindari kesalahan teknis, dan memastikan proyek berjalan lancar dari awal hingga akhir.